Tuesday, March 9, 2021

 

Netizen Indonesia vs Netizen Korea Selatan

 

Selasa, 09 Maret 2021

Baru baru ini, Indonesia disebut sebut sebagai  “Netizen Paling Tidak Sopan Se-Asia Tenggara” berdasarkan survey Microsoft tentang Digital Civility Index (DCI). Namun, sebagian netizen Indonesia tidak terima akan pernyataan itu. Hal ini disebabkan karena umumnya netizen meyakini kalau sebenarnya Indonesia itu terkenal dengan kesopanannya dan juga sebenarnya menganut budaya timur. Dan itu dilihat dalam contoh keseharian sehari hari semisal bersalaman dengan ortu, berpakaian tertutup, hormat pada ortu, dsb. Dari berbagai keyakinan yang didapatkan, sebenarnya masyarakat Indonesia itu baik, hanya saja dalam menanggapi suatu postingan dengan berkomentar ada beberapa perbedaan pendapat yang jika tidak terkontrol akan menimbulkan salah tafsir dan berujung pada perdebatan yang tidak sehat.

Nah yang tadi kesalahpahaman dalam berkomentar dan sebagian yang berdebat. Selebihnya pasti ada yang komen  positif. Jika suatu postingan yang menimbulkan kontra? Ya, bisa dipastikan mayoritas netizen akan saling menyalahkan si admin yang memposting, kritik yang tidak membangun serta hujatan. Apalagi ada seseorang artis, publik figur/influencer, pejabat dsb melakukan kesalahan yang fatal akan dihujat selagi pemberitaan sedang hangat hangatnya membicarakan mereka dan itu akan berakhir ketika ada pemberitaan lainnya yang viral dan heboh (biasanya dianggap pengalihan isu) atau berita yang mulai tenggelam dan tamat. 

Maaf jika keluar dari topik utama. Sedikit saya jelaskan disini, selain hujatan atau tanggapan negatif lainnya, masyarakat Indonesia masih mempermasalahkan hal fisik dan fisik yang sempurna atau “goodlooking”  dianggap paling ‘perfect’ dibandingkan  kondisi fisik sebaliknya (dengan kata lain pas pasan, cacat/tidak sempurna atau tidak sesuai dengan standar kecantikan seperti putih mulus, tinggi,dan langsing). Hingga munculah istilah yang mengacu pada tingkat kesetaraan fisik yaitu “ Sebagian masalahmu akah terselesaikan jika kamu goodlooking ” atau “ Tidak peduli dia berbuat kesalahan sebesar apa dan tidak diberi hukuman, yang penting goodlooking”. Maka hal inilah yang menjadi pembeda antara netizen Indonesia dan Korea. Kali ini kita tidak menyebutnya sebagai netizen tidak sopan tapi sebagai kategori netizen terkejam se-Asia. Terkejam dimaksudkan disini adalah menjatuhkan mental seseorang jika ia berbuat kesalahan.

Seperti misalnya di Korea, para artis dan publik figur (idol) disana terkenal dengan paras wajah yang menawan dan memikat hati para fansnya yang kini sudah tersebar hampir di berbagai negara dan juga paras wajah menawan ini didukung juga dengan adanya operasi plastik di negeri ginseng. Namun ada beberapa yang tidak melakukan operasi dan lebih memilih merawat wajah dan tubuh dengan perawatan dari dokter kecantikan dengan biaya yang fantastis. Oke kita skip dulu ya.

Jadi disini yang dibahas adalah apa perbedaan netizen Indonesia dan netizen Korea Selatan dan bagaimana reaksi mereka menanggapi kesalahan yang dilakukan artis atau publik figur lainnya?. Sepertinya kita harus bersyukur masih bisa hidup dan tinggal di Indonesia walaupun mereka (para netizen) masih menganggap bahwa yang bersalah harus dihakimi atau diberi sanksi sosial supaya tidak mengulangi perbuatan dan terkadang mereka juga pilih kasih terhadap publik figur yang dianggap perfect tadi. Tak jarang, terkadang itu tidaklah efektif menyadarkan publik figur yang berbuat salah tadi malahan diantara mereka ada yang mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya. Yang ada justru hanya memberikan mereka kesempatan untuk naik ke atas sehingga membuat netizen memanas.

Bagaimana kalau di Korea Selatan? Saya rasa di Korsel terutama para idol diharuskan untuk tetap tampil menarik apapun keadaannya karena itu salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai seorang idol ataupun anggota grup band. Dan juga para idol harus bersih dari masa lalu yang kelam contohnya keterlibatan dalam mem-bully seperti kasus Ji Soo bintang drama “River Where The Moon Rises” mengakui bahwa ia melakukan pem-bullyan terhadap teman satu sekolahnya. Dan lebih anehnya lagi, jika ada idol yang berpacaran, para netizen tak segan menghujat dan menyerang idol karena mereka tidak ingin kecewa dan patah hati melihat idol-nya punya pacar ataupun berkencan. Para agensi yang menaungi mereka menjanjikan harapan, jika ingin sukses, mereka harus menahan diri dan tidak berkencan.

Yang terakhir, secantik dan setampan apapun para idol jika melakukan kesalahan, mereka akan dihujat habis habisan. Itulah mengapa adanya kasus bunuh diri yang dilakukan Sulli eks. f(x) dan Goo Ha-Ra eks Kara. Mereka adalah contoh idol yang sudah tak kuat lagi menahan perihnya perilaku netizen yang terus saja menghujatnya.

Menjadi artis, publik figur ataupun trainee idol tidaklah seenak yang dibayangkan. Mereka harus berjuang dari nol dan melewati proses yang panjang dan menantang untuk bisa sukses terlebih lagi ada saja orang lain yang tak suka melihat kesuksesan kita.

Urusan pribadi seseorang bukanlah tanggung jawab kita. Namun jika mereka melakukan kesalahan setidaknya menegurlah dengan baik karena publik figur dan kita sebagai masyarakat biasa hanyalah manusia biasa yang selalu punya kesalahan dan dosa masing masing. Itu hanyalah urusan Tuhan dengan makhluk-Nya. Biar Tuhan saja yang menilai. Selebihnya kita hanya saling mengingatkan. (*)

No comments:

Post a Comment

Mencuri Raden Saleh: Di Kupas oleh Konten kreator Gandhi Fernando yang suka me-riview film

Sudah Siapkah Kamu untuk menonton film Mencuri Raden Saleh?      sumber : https://www.imdb.com/title/tt13484872/ Mencuri Raden Saleh adalah ...